Berita

Jangan Asal Ikut Tren! Inilah 3 Kelompok Orang yang Tidak Disarankan Makan Chia Seed Berlebihan

18
×

Jangan Asal Ikut Tren! Inilah 3 Kelompok Orang yang Tidak Disarankan Makan Chia Seed Berlebihan

Share this article

Chia seed dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu superfood yang banyak digemari, terutama oleh masyarakat perkotaan yang peduli pada gaya hidup sehat. Kandungan omega-3, serat, protein, dan antioksidan menjadikan biji mungil ini populer sebagai tambahan dalam smoothies, salad, maupun puding. Namun, di balik segala manfaatnya, ada catatan penting yang sering terlewat: tidak semua orang cocok mengonsumsi chia seed, terlebih dalam jumlah berlebihan.

Fenomena ini layak mendapat perhatian. Tren kesehatan seharusnya tidak diikuti secara membabi buta, melainkan dengan pemahaman yang benar tentang kondisi tubuh masing-masing. Dalam laporan sejumlah pakar gizi, ada tiga kelompok orang yang sebaiknya berhati-hati, bahkan membatasi konsumsi chia seed agar tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.

ADS

1. Penderita Gangguan Pencernaan

Chia seed memang kaya serat, tetapi kandungan serat yang tinggi ini bisa menjadi pedang bermata dua. Bagi orang yang memiliki sindrom iritasi usus besar (IBS), maag kronis, atau gangguan pencernaan lainnya, konsumsi chia seed berlebihan justru dapat memicu gejala tidak nyaman.

Serat larut dari chia seed menyerap cairan dan membentuk gel di dalam usus. Pada kondisi tertentu, hal ini bisa menyebabkan perut kembung, diare, atau sembelit. Bahkan, jika dikonsumsi kering tanpa perendaman yang cukup, chia seed dapat mengembang di dalam kerongkongan atau lambung, berisiko menimbulkan penyumbatan.

Ahli gizi merekomendasikan penderita gangguan pencernaan untuk membatasi konsumsi sekitar 1 sendok makan per hari dan selalu memastikan chia seed direndam terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.


2. Penderita Hipotensi atau Konsumen Obat Pengencer Darah

Kelompok kedua yang perlu waspada adalah mereka yang memiliki tekanan darah rendah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin.

Kandungan asam lemak omega-3 pada chia seed memang dikenal bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan menurunkan kadar kolesterol. Namun, efek sampingnya adalah meningkatkan risiko penurunan tekanan darah lebih lanjut serta memperbesar kemungkinan perdarahan pada orang yang rutin minum obat pengencer darah.

Beberapa laporan medis bahkan menyoroti potensi interaksi chia seed dengan obat tertentu. Meski penelitian masih terus berkembang, kehati-hatian tetap diperlukan. Konsultasi dengan dokter menjadi langkah bijak sebelum menjadikan chia seed sebagai bagian rutin dari pola makan.


3. Penderita Alergi Biji-bijian

Meski jarang dibicarakan, alergi terhadap chia seed nyata adanya. Biji ini berasal dari tanaman Salvia hispanica, yang masih berkerabat dengan keluarga mint. Beberapa orang dengan riwayat alergi biji-bijian atau tanaman sejenis melaporkan mengalami reaksi seperti ruam kulit, gatal, sesak napas, hingga anafilaksis setelah mengonsumsi chia seed.

Meskipun kasus alergi chia seed tidak sebanyak alergi kacang tanah atau kedelai, kewaspadaan tetap diperlukan. Orang dengan riwayat alergi makanan harus mencoba chia seed dalam jumlah kecil terlebih dahulu, dan segera menghentikan konsumsi bila timbul gejala.

Fenomena Tren Superfood dan Sikap Bijak Konsumen

Chia seed hanyalah salah satu contoh tren superfood yang seringkali diikuti tanpa pemahaman. Dalam banyak kasus, masyarakat lebih terpesona oleh klaim “super” daripada menggali informasi medis yang lebih mendalam.

Padahal, setiap bahan makanan, betapapun sehatnya, tetap memiliki batas aman konsumsi. Chia seed misalnya, menurut rekomendasi umum, aman dikonsumsi sekitar 20–25 gram per hari bagi orang sehat. Lebih dari itu, risiko efek samping bisa meningkat, terutama pada tiga kelompok rentan yang sudah disebutkan.

Tren makanan sehat semestinya disikapi dengan prinsip “personalized nutrition” — pola makan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh individu, bukan sekadar mengikuti arus populer di media sosial.

 

 

Data Riset Terbaru tentang Risiko Chia Seed

  1. Side effects dan kelompok rentan
    Sebuah artikel dari Medical News Today yang diperbarui pada Mei 2025 menyebutkan bahwa meskipun chia seed memiliki banyak manfaat — seperti serat tinggi, antioksidan, dan asam lemak omega-3 — ada efek samping yang perlu diperhatikan oleh orang dengan alergi, diabetes, tekanan darah tinggi, atau masalah pencernaan. (Medical News Today)
    Contoh khususnya: konsumsi chia seed dalam jumlah sangat banyak dapat menyebabkan disfungsi pencernaan (kembung, diare, sembelit) dan bahkan risiko hipoglikemia (gula darah rendah) pada pasien diabetes bila dikonsumsi bersamaan dengan obat yang menurunkan gula darah. (Medical News Today)
  2. Efek pada saluran pencernaan & risiko tersedak/manual swallowing
    Studi dari Healthline (sep-2025) memaparkan bahwa chia seed dapat menjadi risiko tersedak bila dimakan dalam keadaan kering dan tidak direndam terlebih dahulu. Karena biji ini mampu menyerap banyak air (mengembang signifikan), jika langsung ditelan kering lalu ditambah cairan, bisa menyumbat kerongkongan atau esofagus. (Healthline)
    Selain itu, efek gastrointestinal seperti perut kembung, gas (flatulensi), nyeri perut sering dilaporkan bila asupan serat dari chia seed ditingkatkan secara mendadak tanpa peningkatan cairan. (Healthline)
  3. Alergi & reaksi hipersensitivitas
    Ada laporan-kasus medis yang menunjukkan bahwa chia seed bisa memicu reaksi alergi, termasuk reaksi parah (anaphylaxis) pada individu tertentu. Ulasan tentang Allergen Characterization of Chia Seeds menyebut bahwa protein‐protein dalam chia, seperti lectin dan globulin, mempunyai epitop yang mirip dengan alergen dari makanan lain yang umum, seperti kacang atau wijen, dan dapat memicu reaksi pada individu yang sensitif. (ResearchGate)
  4. Interaksi obat dan kondisi medis tertentu
    Selain risiko terhadap penderita hipertensi dan diabetes seperti disebut di poin pertama, artikel riset juga menyebut adanya potensi interaksi dengan obat-obatan yang mempengaruhi gula darah atau tekanan darah. Karena chia seed dapat memperlambat penyerapan gula (oleh kandungan serat larutnya) dan memiliki efek menurunkan tekanan darah, penggunaan bersamaan dengan obat tertentu dapat memperkuat efek obat, hingga menyebabkan tekanan darah terlalu rendah (hipotensi) atau gula darah yang terlalu rendah. (Medical News Today)
  5. Penyerapan mineral & kandungan oksalat
    Ulasan dari EatingWell (2025) menyebutkan bahwa konsumsi chia seed dalam jumlah tinggi bisa mengganggu penyerapan mineral seperti zat besi, kalsium, dan seng, terutama bila pola makan secara keseluruhan rendah mineral tersebut. Ini karena serat dan mucilaginous gel yang terbentuk di saluran pencernaan bisa mengikat mineral, memperlambat penyerapannya. (EatingWell)
    Selain itu, chia seed juga mengandung oksalat (oxalates), senyawa yang jika dikonsumsi terlalu banyak dapat memperbesar risiko bagi orang yang memiliki riwayat batu ginjal oksalat. (EatingWell)
  6. Keamanan penggunaan secara umum
    Laporan dari European Food Safety Authority (EFSA) pada 2019 menyimpulkan bahwa chia seed (termasuk bubuk chia seed yang sebagian lemaknya dikurangi) dinilai aman sebagai novel food (makanan baru) untuk populasi umum dalam kondisi penggunaan yang dinilai di riset, kecuali isu alergi. (EFSA Journal)
    Namun catatan penting: “except for allergenicity” — artinya walau secara umum aman, potensi alergi harus diperhitungkan. (EFSA Journal)

Kesimpulan

Chia seed memang menyimpan segudang manfaat, mulai dari mendukung kesehatan jantung, menjaga kadar gula darah, hingga membantu program diet. Namun, tidak semua orang aman mengonsumsinya dalam jumlah besar.

Tiga kelompok yang perlu berhati-hati adalah:

  1. Penderita gangguan pencernaan karena risiko masalah usus.
  2. Penderita hipotensi atau konsumen obat pengencer darah karena interaksi dan risiko perdarahan.
  3. Penderita alergi biji-bijian yang berpotensi mengalami reaksi alergi serius.

Bagi masyarakat umum, pesan pentingnya jelas: bijaklah dalam mengikuti tren kesehatan. Konsultasikan pada dokter atau ahli gizi bila ragu, dan selalu perhatikan porsi konsumsi. Dengan begitu, manfaat chia seed dapat diraih tanpa harus menanggung risiko yang tidak diinginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *