Bahasa Sunda, dengan kekayaan budayanya, menyimpan banyak sekali kata-kata mutiara yang tidak hanya indah didengar, tetapi juga sarat akan makna dan filosofi kehidupan. Khususnya dalam bahasa Sunda lemes (halus), ungkapan-ungkapan ini mencerminkan kesantunan, penghormatan, dan kearifan lokal yang mendalam. Ungkapan-ungkapan ini tidak hanya sekadar untaian kata, tetapi juga cermin dari nilai-nilai luhur masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi harmoni dan keselarasan.
Kata-kata mutiara ini seringkali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam acara-acara resmi, maupun sebagai pedoman hidup. Penggunaan bahasa Sunda lemes menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara, terutama kepada yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Kearifan lokal yang terkandung di dalamnya mengajarkan tentang kesabaran, keikhlasan, dan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan alam sekitar.
Di era modern ini, meskipun banyak yang lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Sunda kasar (kasar), melestarikan dan memahami kata-kata mutiara bahasa Sunda lemes tetaplah penting. Hal ini bukan hanya untuk menjaga identitas budaya, tetapi juga untuk mempelajari nilai-nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengamalkan kata-kata mutiara ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih santun dalam berinteraksi dengan orang lain.
Berikut adalah 10 kata mutiara bahasa Sunda lemes yang halus, beserta penjelasannya:
- “Saéstuna teu aya kamulyaan, kajabi ku basa jeung budi.”Arti: Sesungguhnya tidak ada kemuliaan, kecuali dengan bahasa dan budi pekerti.
Penjelasan: Ungkapan ini menekankan pentingnya menjaga bahasa yang sopan dan memiliki budi pekerti yang baik. Kemuliaan seseorang tidak diukur dari kekayaan atau kedudukan, melainkan dari bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain. - “Émut kana purwadaksi, émut kana sasakala.”Arti: Ingat pada asal usul, ingat pada sejarah.
Penjelasan: Pentingnya mengingat asal-usul dan sejarah diri sendiri serta leluhur. Mengetahui sejarah akan membantu kita menghargai masa kini dan merencanakan masa depan yang lebih baik. - “Ulah dugi ka ‘nyuhunkeun sahuap, nyukcruk saeureun.’”Arti: Jangan sampai meminta sesendok nasi, menelusuri setetes air.
Penjelasan: Hindari meminta-minta atau mengharapkan sesuatu yang kecil dari orang lain secara berlebihan. Lebih baik berusaha sendiri daripada bergantung pada orang lain untuk hal-hal sepele. - “Mihapekeun diri ka Gusti, tawakal ka Ilahi.”Arti: Menyerahkan diri kepada Tuhan, bertawakal kepada Ilahi.
Penjelasan: Mengajarkan untuk selalu berserah diri kepada Tuhan dalam segala hal. Setelah berusaha semaksimal mungkin, serahkan hasilnya kepada Tuhan. - “Kudu bisa ngeureut neundeun.”Arti: Harus bisa membagi dan menyimpan.
Penjelasan: Mengajarkan tentang pentingnya berbagi dengan sesama dan menabung untuk masa depan. Keseimbangan antara memberi dan menerima sangat penting dalam kehidupan. - “Sing daék ngalah, gedé tumandang.”Arti: Hendaklah mau mengalah, besar pengorbanan.
Penjelasan: Mengajarkan untuk tidak egois dan rela berkorban demi kepentingan bersama. Mengalah bukan berarti kalah, tetapi justru menunjukkan kedewasaan dan kebijaksanaan. - “Ulah adigung adiguna, asa aing uyah kidul.”Arti: Jangan sombong dan merasa paling hebat, merasa diri seperti garam selatan (yang paling penting).
Penjelasan: Hindari sikap sombong dan merasa paling penting. Semua orang memiliki peran dan kontribusi masing-masing, tidak ada yang lebih unggul dari yang lain. - “Kudu jujur, bener, jeung singer.”Arti: Harus jujur, benar, dan teliti.
Penjelasan: Tiga nilai penting yang harus dipegang teguh dalam kehidupan: jujur dalam perkataan dan perbuatan, bertindak benar sesuai dengan aturan dan norma, serta teliti dalam segala hal. - “Ulah ngitung bugang batur, komo ngitung bugang sorangan.”Arti: Jangan menghitung keburukan orang lain, apalagi menghitung keburukan diri sendiri.
Penjelasan: Fokuslah pada perbaikan diri sendiri daripada mencari-cari kesalahan orang lain. Setiap orang memiliki kekurangan, dan lebih baik introspeksi diri daripada menghakimi orang lain. - “Lamun hayang dipikanyaah ku batur, pikaasih heula batur.”Arti: Kalau ingin disayangi oleh orang lain, sayangilah terlebih dahulu orang lain.
Penjelasan: Hukum timbal balik berlaku dalam hubungan antarmanusia. Jika ingin mendapatkan kebaikan, berikanlah kebaikan terlebih dahulu.
Semoga kata-kata mutiara ini dapat memberikan inspirasi dan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hayu urang ngamumule basa Sunda!