KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih dikenal dengan Gus Baha, adalah seorang ulama kharismatik asal Rembang yang ceramah-ceramahnya selalu dinantikan. Beliau dikenal dengan keluasan ilmunya, kesederhanaannya, dan gaya bicaranya yang lugas namun penuh makna. Gus Baha seringkali memberikan pencerahan dengan menyederhanakan konsep-konsep agama yang rumit, sehingga mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Kata-kata beliau bukan hanya sekadar nasihat, melainkan juga sumber inspirasi dan ketenangan jiwa. Dalam kesibukan hidup yang serba cepat ini, kata-kata mutiara Gus Baha menjadi oase penyejuk, mengingatkan kita akan esensi kehidupan dan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berikut adalah 10 kata mutiara Gus Baha yang diharapkan dapat menyejukkan jiwa dan memberikan inspirasi:
- “Jangan pernah merasa paling suci, karena kita tidak tahu akhir hidup kita bagaimana.” Kata-kata ini mengingatkan kita untuk selalu rendah hati dan tidak menghakimi orang lain. Kesucian bukanlah sesuatu yang bisa kita klaim sendiri, melainkan anugerah dari Allah SWT. Kita tidak pernah tahu takdir kita di masa depan, sehingga penting untuk terus introspeksi diri dan memperbaiki diri setiap hari. Kesombongan adalah awal dari kehancuran, sementara kerendahan hati akan membawa kita pada kemuliaan.
- “Orang alim itu yang banyak istighfar, bukan yang banyak menghakimi.” Gus Baha menekankan bahwa ciri orang yang berilmu adalah mereka yang senantiasa memohon ampunan kepada Allah SWT. Ilmu yang dimiliki seharusnya membuat seseorang semakin sadar akan kekurangan dirinya dan mendorongnya untuk terus memperbaiki diri. Sebaliknya, orang yang gemar menghakimi orang lain justru menunjukkan kurangnya pemahaman agama dan keangkuhan dalam diri. Istighfar adalah kunci untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- “Hidup itu sederhana, yang rumit itu pikiranmu.” Pernyataan ini mengajak kita untuk menyederhanakan cara pandang kita terhadap kehidupan. Seringkali, kita sendiri yang membuat hidup terasa sulit dengan pikiran-pikiran yang rumit dan kekhawatiran yang berlebihan. Gus Baha mengingatkan kita untuk fokus pada hal-hal yang penting dan tidak terlalu terpaku pada hal-hal yang di luar kendali kita. Dengan pikiran yang sederhana, kita akan lebih mudah merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup.
- “Cinta itu mengikuti, bukan memaksa.” Cinta yang sejati adalah cinta yang tulus dan tanpa paksaan. Jika kita mencintai seseorang, biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri dan jangan mencoba mengubah mereka sesuai dengan keinginan kita. Cinta yang memaksa hanya akan menimbulkan penderitaan dan kekecewaan. Cinta sejati adalah cinta yang memberikan kebebasan dan kebahagiaan bagi kedua belah pihak.
- “Jangan bangga dengan ibadahmu, karena ibadah itu anugerah dari Allah.” Gus Baha mengingatkan kita untuk tidak merasa bangga dengan ibadah yang kita lakukan. Ibadah adalah anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri. Kita tidak bisa beribadah dengan baik tanpa pertolongan dari-Nya. Kesombongan dalam beribadah dapat menghilangkan pahala dan menjauhkan kita dari Allah SWT. Sebaliknya, rasa syukur atas nikmat ibadah akan membuat kita semakin dekat dengan-Nya.
- “Jadilah orang yang bermanfaat, walaupun hanya dengan senyuman.” Setiap orang memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi orang lain, sekecil apapun itu. Senyuman adalah salah satu cara sederhana untuk membuat orang lain merasa bahagia dan dihargai. Gus Baha menekankan bahwa keberadaan kita di dunia ini harus memberikan manfaat bagi orang lain, bukan hanya untuk diri sendiri. Dengan memberikan manfaat kepada orang lain, hidup kita akan menjadi lebih bermakna dan berkah.
- “Ilmu itu bukan hanya yang tertulis di buku, tapi juga yang diamalkan.” Ilmu pengetahuan akan menjadi sia-sia jika tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Gus Baha menekankan bahwa hakikat ilmu adalah mengamalkannya, bukan hanya menghafalnya. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat mengubah perilaku kita menjadi lebih baik dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Dengan mengamalkan ilmu, kita akan mendapatkan keberkahan dan ridha dari Allah SWT.
- “Rezeki itu sudah diatur, yang penting ikhtiar dan tawakal.” Setiap manusia sudah memiliki rezekinya masing-masing yang telah diatur oleh Allah SWT. Tugas kita adalah berusaha semaksimal mungkin (ikhtiar) dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT (tawakal). Gus Baha mengingatkan kita untuk tidak terlalu khawatir tentang rezeki, karena Allah SWT pasti akan mencukupi kebutuhan hamba-Nya. Dengan ikhtiar dan tawakal, kita akan lebih tenang dan fokus dalam menjalani hidup.
- “Jangan pernah meremehkan orang lain, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.” Gus Baha mengajarkan kita untuk menghargai setiap orang, apapun latar belakangnya. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Meremehkan orang lain hanya akan menunjukkan kesombongan kita dan menutup pintu rezeki. Dengan menghargai orang lain, kita akan mendapatkan penghormatan dan dukungan dari mereka.
- “Syukurilah apa yang ada, jangan mengeluh tentang apa yang tidak ada.” Kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan kita untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Gus Baha mengingatkan kita untuk tidak selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan mengeluh tentang apa yang tidak kita miliki. Bersyukur atas nikmat Allah SWT akan mendatangkan kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup kita. Dengan bersyukur, kita akan lebih mudah merasakan kedamaian dan ketenangan jiwa.
Semoga kata-kata mutiara Gus Baha ini dapat memberikan pencerahan dan inspirasi bagi kita semua. Mari kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup kita menjadi lebih bermakna dan berkah. Aamiin.
