Pastikan kesiapan mental dan spiritualmu, wahai Persaudaraanku! Sebagai warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), kita tidak hanya dilatih untuk memiliki kekuatan fisik yang tangguh, tetapi juga hati dan pikiran yang jernih. Kita diajarkan untuk menjadi manusia yang berbudi luhur, tahu benar dan salah, serta senantiasa mengamalkan ajaran-ajaran luhur PSHT dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sumber inspirasi dan motivasi bagi kita adalah kata-kata bijak dari sesepuh dan tokoh PSHT yang sangat dihormati, Mas Tarmadji Boedi Harsono.
Mas Tarmadji, seorang tokoh yang memiliki dedikasi tinggi terhadap PSHT, meninggalkan warisan berharga berupa nasehat dan kata-kata mutiara yang sarat makna. Kata-kata beliau bukan sekadar rangkaian kalimat indah, melainkan cerminan dari pengalaman hidup, pemahaman mendalam tentang filosofi PSHT, dan harapan agar seluruh warga PSHT menjadi pribadi yang lebih baik. Merenungi kata-kata beliau dapat membantu kita untuk lebih memahami jati diri sebagai warga PSHT, menguatkan tekad untuk mengamalkan ajaran-ajaran PSHT, dan menjadi teladan yang baik bagi masyarakat.
Kata-kata mutiara Mas Tarmadji menekankan pentingnya persaudaraan, kesederhanaan, kesabaran, dan pengorbanan. Beliau selalu mengingatkan agar kita tidak hanya bangga dengan kemampuan fisik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Beliau mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya terletak pada pukulan dan tendangan, melainkan pada keteguhan hati, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk mengendalikan diri.
Mari kita simak 10 kata mutiara dari Mas Tarmadji Boedi Harsono yang dapat menjadi pedoman hidup bagi kita sebagai warga PSHT:
- “Ojo gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh.” (Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah terkejut, jangan mentang-mentang.)
- “Kuat kuwi ora kudu galak, pinter kuwi ora kudu keminter.” (Kuat itu tidak harus galak, pintar itu tidak harus sok pintar.)
- “Sepiro gedhening sengsara yen tinampa amung dadi coba.” (Seberapa besar penderitaan jika diterima hanya menjadi cobaan.)
- “Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti.” (Keberanian, kekuatan, dan kekuasaan akan hancur oleh kelembutan dan kasih sayang.)
- “Becik ketitik ala ketara.” (Yang baik akan kelihatan, yang buruk akan tampak.)
- “Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpo aji-aji, sugih tanpo bondo.” (Berjuang tanpa teman, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa mantra, kaya tanpa harta.)
- “Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara.” (Memperindah keindahan dunia, memberantas angkara murka.)
- “Manungsa kang sejati iku manungsa kang bisa ngendhaleni hawa napsune.” (Manusia sejati adalah manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsunya.)
- “Aja adigang, adigung, adiguno.” (Jangan merasa paling kuat, paling berkuasa, paling pandai.)
- “Eling marang Purwane, lan bakal mbaline.” (Ingatlah asalmu, dan kemana kamu akan kembali.)
Penjelasan Makna Kata Mutiara:
- “Ojo gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh.” Kalimat ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong. Jangan mudah terheran-heran dengan pencapaian orang lain, jangan mudah terkejut dengan cobaan hidup, dan jangan mentang-mentang memiliki kelebihan sehingga merendahkan orang lain.
- “Kuat kuwi ora kudu galak, pinter kuwi ora kudu keminter.” Kekuatan fisik dan kecerdasan yang kita miliki seharusnya digunakan untuk kebaikan, bukan untuk menindas atau menyombongkan diri. Kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk mengendalikan diri dan menggunakan kekuatan untuk membantu orang lain.
- “Sepiro gedhening sengsara yen tinampa amung dadi coba.” Kata-kata ini mengingatkan kita untuk selalu bersabar dan tabah dalam menghadapi cobaan hidup. Anggaplah setiap penderitaan sebagai ujian yang akan membuat kita menjadi lebih kuat dan bijaksana.
- “Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti.” Ini adalah ajaran yang sangat penting dalam PSHT. Kekuatan, keberanian, dan kekuasaan, sekuat apapun itu, akan hancur oleh kelembutan dan kasih sayang. Ajaran ini menekankan pentingnya mengutamakan perdamaian dan persaudaraan di atas segala-galanya.
- “Becik ketitik ala ketara.” Setiap perbuatan baik dan buruk pasti akan terlihat. Oleh karena itu, berbuat baiklah selalu dan hindari perbuatan buruk agar nama baik kita tetap terjaga.
- “Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpo aji-aji, sugih tanpo bondo.” Filosofi ini mengajarkan tentang kekuatan spiritual dan kemandirian. Berjuang tanpa bergantung pada orang lain, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa menggunakan kekuatan magis, kaya bukan hanya materi, tetapi juga kaya hati dan jiwa.
- “Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara.” Tujuan hidup seorang warga PSHT adalah untuk memperindah dunia dan memberantas angkara murka. Kita harus berperan aktif dalam menjaga kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat.
- “Manungsa kang sejati iku manungsa kang bisa ngendhaleni hawa napsune.” Manusia sejati adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Dengan mengendalikan diri, kita dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
- “Aja adigang, adigung, adiguno.” Jangan merasa paling kuat, paling berkuasa, atau paling pandai. Rendah hatilah dan selalu belajar dari orang lain.
- “Eling marang Purwane, lan bakal mbaline.” Ingatlah dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali. Ini adalah pengingat tentang kematian dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian.
Semoga kata-kata mutiara ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk menjadi warga PSHT yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Salam Persaudaraan!
