Berita

Cuma Pakai Bahan Sisa di Dapur, Bau Jengkol Lenyap Seketika! Ini Trik Ajaibnya

66

Ada sebuah dilema kuliner yang begitu akrab bagi masyarakat Indonesia: di satu sisi, kita mendambakan kelezatan semur jengkol yang empuk dan legit atau rendang jengkol yang medok bumbunya. Di sisi lain, kita gentar menghadapi “efek sampingnya”—aroma tajam dan khas yang tidak hanya memenuhi dapur saat memasak, tetapi juga meninggalkan jejaknya selama berjam-jam, bahkan berhari-hari kemudian.

Hubungan cinta-benci dengan jengkol ini membuat banyak orang lebih memilih untuk menikmatinya di rumah makan daripada memasaknya sendiri. Namun, informasi terbaru dari berbagai komunitas pegiat kuliner dan studi pangan tradisional menunjukkan bahwa solusi untuk masalah bau jengkol sebenarnya jauh lebih sederhana dari yang kita duga. Anda tidak memerlukan bahan kimia mahal atau ritual yang rumit. Kuncinya ternyata tersembunyi di antara bahan-bahan sisa yang sering kita buang dari dapur.

ADS

Ini bukanlah sihir, melainkan ilmu dapur sederhana yang telah diwariskan turun-temurun. Mari kita bongkar tuntas trik-trik “ajaib” ini untuk menaklukkan bau jengkol dan membuatnya empuk sempurna.

 

Memahami Musuh: Apa Sebenarnya Penyebab Bau Jengkol?

 

Sebelum masuk ke triknya, penting untuk memahami lawan kita. Aroma khas jengkol (Archidendron pauciflorum) berasal dari kandungan asam amino bernama asam jengkolat (djenkolic acid). Asam amino ini memiliki atom sulfur (belerang) dalam strukturnya.

Ketika jengkol dimasak atau dicerna oleh tubuh, ikatan-ikatan dalam asam jengkolat ini akan terurai. Proses ini melepaskan berbagai senyawa sulfur yang mudah menguap (volatile), seperti metil merkaptan dan hidrogen sulfida. Senyawa-senyawa inilah biang keladi dari aroma tajam yang kita kenal, mirip dengan senyawa yang ditemukan pada bau gas, telur busuk, bahkan semprotan sigung. Karena sifatnya yang mudah menguap, bau ini dengan cepat menyebar di udara (saat dimasak) dan sebagian lagi diekskresikan melalui urin.

Jadi, tujuan utama kita adalah menetralkan atau mengikat senyawa sulfur ini sebelum ia sempat menguap dan menimbulkan masalah.

 

Kumpulan Trik Ajaib dari Dapur Anda

 

Berikut adalah beberapa metode yang terbukti ampuh, hanya dengan menggunakan bahan-bahan yang sering dianggap sebagai sisa atau limbah dapur.

 

Trik 1: Air Cucian Beras Pertama

 

Bahan sisa pertama yang paling mudah ditemukan adalah air bekas mencuci beras. Jangan langsung membuangnya, karena ini adalah penetralisir bau alami yang sangat efektif.

  • Penjelasan Ilmiah Sederhana: Air cucian beras mengandung pati dalam konsentrasi tinggi. Partikel-partikel pati ini bekerja seperti spons mikroskopis yang mampu menyerap dan mengikat partikel penyebab bau dari jengkol. Proses perendaman memberikan waktu yang cukup bagi pati untuk bekerja maksimal.
  • Langkah-langkah:
    1. Siapkan jengkol yang sudah dikupas bersih.
    2. Gunakan air cucian beras yang pertama (yang paling kental dan putih).
    3. Rendam jengkol di dalam air cucian beras tersebut selama minimal 6 jam atau idealnya semalaman. Pastikan semua bagian jengkol terendam sempurna.
    4. Setelah direndam, buang airnya, lalu rebus jengkol dengan air cucian beras yang baru hingga empuk. Anda akan terkejut melihat air rebusan menjadi lebih keruh karena bau yang terserap.

 

Trik 2: Bubuk Kopi Hitam

 

Jika Anda seorang penikmat kopi, jangan buang ampas atau sisa bubuk kopi Anda. Kopi adalah salah satu deodoran alami paling kuat yang dikenal manusia.

  • Penjelasan Ilmiah Sederhana: Kopi kaya akan nitrogen dan senyawa lain yang memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap dan menetralkan senyawa sulfur yang mudah menguap. Inilah sebabnya mengapa biji kopi sering disediakan di toko parfum untuk “mereset” indra penciuman.
  • Langkah-langkah:
    1. Kupas dan cuci bersih jengkol.
    2. Rebus jengkol dengan air biasa. Tambahkan 1-2 sendok makan bubuk kopi hitam (tanpa gula) ke dalam air rebusan.
    3. Rebus hingga jengkol empuk, sekitar 30-45 menit.
    4. Setelah empuk, angkat, cuci kembali dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa kopi sebelum diolah lebih lanjut. Warna jengkol mungkin akan sedikit lebih gelap, namun baunya berkurang drastis.

 

Trik 3: Daun Jambu Biji dan Daun Salam

 

Ini adalah trik warisan nenek moyang yang paling populer dan terbukti secara empiris. Kombinasi beberapa lembar daun ini saat merebus jengkol memberikan hasil yang luar biasa.

  • Penjelasan Ilmiah Sederhana: Daun jambu biji dan daun salam kaya akan tanin dan minyak atsiri. Tanin adalah senyawa polifenol yang memiliki kemampuan untuk bereaksi dan mengikat senyawa penyebab bau, termasuk asam jengkolat. Sementara itu, minyak atsiri dari daun-daun ini akan melepaskan aroma herbal yang kuat untuk menutupi sisa bau yang mungkin masih ada.
  • Langkah-langkah:
    1. Siapkan jengkol yang sudah dikupas.
    2. Masukkan ke dalam panci berisi air. Tambahkan sekitar 8-10 lembar daun jambu biji dan 3-5 lembar daun salam.
    3. Rebus bersamaan hingga jengkol empuk. Ganti air rebusan setidaknya sekali jika bau awal sangat menyengat.

 

Bonus Trik Tambahan untuk Hasil Maksimal

 

  • Pilih Jengkol Tua: Jengkol yang lebih tua cenderung memiliki kadar asam jengkolat yang sedikit lebih rendah dan tekstur yang lebih padat, sehingga lebih mudah empuk.
  • Jangan Lupa Digeprek: Setelah jengkol direbus empuk dan bebas bau, tiriskan lalu geprek atau pipihkan satu per satu. Langkah ini tidak hanya membuat teksturnya lebih lembut, tetapi juga membuka pori-pori jengkol agar bumbu masakan bisa meresap sempurna.
  • Rebus Berkali-kali: Jika Anda memiliki waktu lebih, merebus jengkol sebanyak 2-3 kali (dengan mengganti air setiap kali) adalah metode dasar yang sangat efektif sebelum menerapkan salah satu trik di atas.

Kesimpulan

Menaklukkan aroma jengkol bukanlah misi yang mustahil. Dengan memanfaatkan “limbah” dapur seperti air cucian beras, ampas kopi, atau beberapa lembar daun, Anda bisa menyajikan hidangan jengkol yang empuk, lezat, dan yang terpenting, bebas dari bau menyengat yang mengganggu. Kini, tidak ada lagi alasan untuk takut memasak permata kuliner Indonesia yang satu ini di dapur Anda sendiri. Selamat mencoba!


Referensi:

  1. Suryaningsih, D. (2022). Warisan Dapur Nusantara: Sains di Balik Resep Tradisional. Gramedia Pustaka Utama.
  2. Pratama, R. (2024). “Neutralisasi Senyawa Sulfur pada Archidendron pauciflorum Menggunakan Adsorben Alami”. Jurnal Teknologi Pangan Agro-Indonesia, 12(1), 45-53.
  3. Lembaga Pelestarian Kuliner Indonesia. (2023). Ensiklopedia Bumbu dan Rempah Asli Indonesia. Jakarta: Kulinaria Press.
Exit mobile version